puisi hamdan
para gadis, mama-mama
lalu seorang anak bertanya;
“mengapa mereka memasang pantat
terbalik di dadanya tanpa celana?”
afrizal berteriak;
“hanya buah dada berkibar
sendiri tanpa beha”
lalu seorang anak bertanya;
“mengapa mereka menggantungkannya
begitu menonjol?”
aku berteriak;
“hanya yang senang berkibar
yang juga riang dibelai angin”
lalu seorang anak itu;
“aku akan menjadi angin
yang dapat mengibarkan benda-benda”
makassar, 20 maret 2002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar