puisi hamdan (kedip kecil kemuning)
bagaimana aku mampu menghapus wajahmu
sedang engkau adalah kelembutan angin
datang menghembus tulus di setiap pagi
waktu itu kami hanya pucuk kecambah
lalu kau ajarkan kami gerak tari dedaun
dalam keceriaan senyum mentari
kini kami telah menjadi rerimbun daun
kini kami telah menjadi pohonan hijau
rindang menghias taman keteduhan
bagaimana aku mampu menghapus wajahmu
sedang engkau adalah keindahan teratai
yang mekar menghias bening kolam jiwa
saat itu kami hanyalah anak-anak angsa
lalu engkau ajari apa arti putih bagi kolam
bermain bernyanyi dan berenang-renang
kini kami talah jauh mengembara terbang
membawa benih-benih indah terataimu
menanamnya di kolam yang kami tinggali
bagaimana aku dapat menghapus wajahmu
sedang engkau adalah keteguhan karang
yang kokoh berdiri menentang gelombang
saat itu kami hanyalah butiran polos pasir
lalu engkau ajari apa makna ketegaran
di antara gelombang, ombak dan riak samudra
kini dengan layar yang engkau tancapkan
kami telah menjadi perahu-perahu karang
mengarungi bahtera menggapai dermaga
bagaimana kami dapat menghapus wajahmu
sedang engkau selalu datang bersama pagi
membawa sejuta kenangan berwarna warni
kenangan adalah taman kerinduan jiwa
mengenangmu, membuatku enggan pergi
aku masih ingin mendapat manis senyummu
yang lembut dan tajam menembus batin
aku masih ingin mendengar seru suaramu
yang lantang dalam keteduhan kasih sayang
aku masih ingin memandang wajahmu
yang selalu bahagia walau bertabur peluh
bagaimana aku dapat menghapus wajahmu
selagi malam masih menabur indah gemintang
bintang-bintang itu adalah taman cahaya
yang dulu engkau tanam dan merawatnya
dan kini terus memendar menerangi nurani
bintang-bintang adalah butiran pengetahuan
yang engkau tebarkan pada cakrawala jiwa
seluruhnya menjadi atap yang menaungi
dan menerangi seluruh ruang batin
guruku...
berbekal ketulusan dan doa-doa
engkau akan tinggal di dalam syurga
dimana tuhan menyiapkannya untukmu
makassar, 14 januari 2012
untuk para guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar