puisi hamdan
seperti kata tekuk pada samudra makna
pandanganku tak mampu menembusmu
seperti makna takluk pada kedalaman hikmah
wajah indahmu semakin tak kuasa kujelas
meski setiap waktu ia penuhi ruangku
di sisi sepi cela bukit dingin hari
aku coba mengerti kabut selimut
membungkus elus lembar daunan pinus
basahnya sejuk bagai helai rambutmu gurai
rambutmu hijau pinus tenang lambainya
membisik belai pada kemuntum dea
tak pudar-pudar indah merah jingganya
meski benam dalam samar putih kabut
yang turun tergesa berlari mendesak
satu siang satu malam
ku hanya mengerti kuntum itu
wajahmu semakin indahnya
kubiarkan membayang bergoyang
di lembar-lembar daun sembahyang
malino, 2 mei 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar